Jakarta Diprediksi Akan Alami Pergerakan Tanah, BPBD DKI Jakarta Berikan Himbawan "Hati-hati!"

- Sabtu, 3 Desember 2022 | 06:03 WIB
Ilustrasi pergerakan tanah  (Pixabay)
Ilustrasi pergerakan tanah (Pixabay)

PANDEGLANGNEWS.CO.ID, - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memberikan himbauan Kepada masyarakat untuk tetap waspada mengingat Pergerakan tanah diprediksi akan terjadi di sejumlah titik wilayah di DKI Jakarta beriringan dengan intensitas hujan yang cukup tinggi.

Hal tersebut ketahui setelah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui penelitian hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan hingga berpotensi terjadinya fenomena alam tersebut.

"Untuk itu, kepada Lurah, Camat, dan masyarakat diimbau untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji.

Selain itu, dilihat dari kondisi geografisnya, PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) melaporkan ada sekitar 10 kecamatan di Jakarta yang masuk zona menengah pergerakan tanah.

"Pada zona menengah, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal. Terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau bila lereng mengalami gangguan,” tuturnya.

“Sementara pada zona tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali," ucapnya.

Berikut daerah-daerah yang diperkirakan akan terdampak meliputi:

- Jakarta Selatan: Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Pancoran, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.

- Jakarta Timur: Kecamatan Kramat Jati, dan Pasar Rebo.

Sementara pergerakan tanah sendiri merupakan proses perpindahan massa tanah/batuan dengan arah tegak, mendatar atau miring dari kedudukan semula dikarenakan pengaruh gravitasi, arus air dan beban luar.

Alhasil Potensi kerugian yang disebabkan oleh ancaman bahaya gerakan tanah pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu dapat mengakibatkan korban jiwa, luka, sakit, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat.

Ada pun mitigasi untuk mengurangi risiko bencana gerakan tanah sebagaimana dikutip Pandeglangnews.co.id dari salah satu jurnal Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan (SEMITAN II), adalah sebagai berikut.

1. Mengatur sistem drainase yang tepat pada lereng untuk menghindari air hujan banyak
meresap masuk dan terkumpul pada lereng yang rawan longsor di daerah peneltian.

2. Melakukan penanaman vegetasi dengan jenis dan pola tanam yang tepat, misalnya untuk jenis tanaman yang disarankan pada kawasan rawan bencana longsor yaitu akasia, pinus,
mahoni, dan jati.

Halaman:

Editor: Eka Purnadi

Sumber: BMKG, BPBD DKI Jakarta

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X