Makna Tradisi Ketupat Kunutan di Pertengahan Ramadhan

PANDEGLANGNEWS.CO.ID, - Di Provinsi Banten apabila puasa Ramadhan sudah memasuki hari ke-15 masyarakat mengisinya dengan tradisi ngariung ketupat.

Tradisi penyajian ketupat di pertengahan menjelang akhir bulan Ramadan dinamakan Kupat Qunutan. 

Baca Juga: Inilah Manfaat dan Kandungan Gizi Ikan Wader yang Jarang Diketahui, Simak Selengkapnya!

Tradisi khas warga Pandeglang, Banten tersebut dilakukan sebagai bentuk simbol persatuan masyarakat setempat dalam mengharap berkah Lailatul Qadar.

Ketupat ini akan dibawa ke masjid menjelang shalat tarawih dan kemudian dibagikan kembali kepada jamaah usai salat berlangsung dengan lauk pauk pendampingnya.

Baca Juga: Cara Mudah Mendapatkan Malam Lailtul Qadar, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat Berikut Ini

Tahukah anda, tradisi Ketupat atau Kupat, menurut cerita adalah simbolisasi dari ungkapan bahasa jawa yaitu Ku = ngaku (mengakui) kemudian Pat = Lepat (Kesalahan) yang digunakan oleh sunan kalijaga dalam mensiarkan ajaran Islam dipulau Jawa.

Tradisi qunutan dilakukan sebagai tanda bersyukur telah mampu melewati setengah perjalanan di bulan Ramadhan.

Baca Juga: BBM jenis Pertalite Akan Naik, Rocky Gerung: Mestinya Presiden Jokowi yang Disalahkan

Tradisi ini tak lekang oleh waktu, karena memang sudah dilakukan secara turun temurun.

Menurut Ustadz Deden Mizanul Alfiah, tradisi ini merupakan sebuah cara ulama terdahulu dalam mengingatkan umatnya untuk memperbanyak sedekah.

Baca Juga: Digertak HMPB, Kejati Siap Proses Dugaa Tidak Pidana Korupsi Wakil Ketua DPRD Kota Serang

"Tradisi qunutan yang dilakukan pada pertengahan Ramadhan adalah cara para ulama Salafussholih mengingatkan umatnya agar lebih meningkatkan amaliyah ibadah terutama memperbanyak sedekah," tuturnya Minggu, 17 April 2022.

Ia juga mengungkapkan, bahwa filosofi Qunut atau ngunut ini untuk menandai peralihan dari tanggal 15 ke 16 Ramadhan, yang menunjukkan kita telah menjalankan separuh kewajiban ibadah puasa.