Kampung Pecah Kulit Jakarta, Saksi Legenda Sadis Eksekusi Mati Zaman VOC

- Selasa, 15 Februari 2022 | 19:47 WIB
Ilustrasi monumen Kampung Pecah Kulit Jakarta, Saksi Legenda Sadis Eksekusi Mati Zaman VOC (Facebook Of You Know)
Ilustrasi monumen Kampung Pecah Kulit Jakarta, Saksi Legenda Sadis Eksekusi Mati Zaman VOC (Facebook Of You Know)

PANDEGLANGNEWS.CO.ID, - Jakarta adalah kota dengan sejarah panjang perjuangan dan kekejaman. 

Salah satu sudut kota ini menyimpan legenda sadis eksekusi mati.

Zaman dahulu, eksekusi mati tidak mengindahkan kemanusiaan. Pada zaman VOC, hukuman mati pernah dilakukan dengan cara menarik tubuh terdakwa ke empat arah penjuru mata angin dengan kuda.

Baca Juga: Siap-siap, Tarif Air PDAM Pandeglang Bakal Naik, Segini Besarannya!

Cara eksekusi mati sadis itu sempat terjadi di Batavia, nama Jakarta di masa lalu. Saat itu adalah zaman VOC (Perusahaan Hindia Timur Belanda) abad 18.

Eksekusi mati itu membuat tubuh orang yang dihukum menjadi tercerai-berai, kulitnya pecah terburai. 

Konon, deskripsi mengerikan itu mengilhami nama Kampung Pecah Kulit, Jalan Pangeran Jayakarta, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, sekitar 1 km dari Stasiun Jakarta Kota.

Baca Juga: 15 Penerima Beasiswa Aktivis Muda di Pandeglang Siap Pulang Kampung Membangun Desa!

Kampung Pecah Kulit menyimpan catatan duka sejarah bangsa. Kawasan ini menjadi saksi ladang pembunuhan terhadap orang-orang yang memberontak terhadap penjajah Belanda, salah satunya ada warga kaya keturunan Jerman-Siam bernama Pieter Erberveld.

Eksekusi terhadap Pieter sendiri dilakukan dengan cara sangat tidak lazim dan biadab. Tangan dan kaki Pieter diikat tali dengan masing-masing dihubungkan ke seekor kuda yang menghadap empat penjuru.

Dengan sekali hentak, keempat kuda itu melesat diikuti terbelahnya tubuh Pieter menjadi empat bagian.

Baca Juga: Tim Pastikan Vaksinasi Sesuai SOP, Lurah Kabayan Meminta PTM Harus Segera Dilakukan

Kepala Pieter kemudian dipenggal, ditusuk dari leher tembus ke ubun-ubun, dan ditancapkan di atas tonggak yang dipajang di gerbang rumahnya.

Kekejaman eksekusi mati itu mengiringi sejarah salah satu sudut Jakarta ini.

Halaman:

Editor: Muhamad Agus Salim

Sumber: Facebook Of You Know

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X