PANDEGLANGNEWS.CO.ID, - Memperingati Hari Santri Nasional, tidak lengkap rasanya bisa tidak membahas Pondok Modern Darussalam Gontor, sebagai salah satu rule model pendidikan pesantren modern di Indonesia.
Pondok Gontor bermula pada abad ke-18, saat Kyai Ageng Hasan Besari mendirikan Pondok Tegalsari di Desa Jetis Ponorogo Jawa Timur (10 KM ke arah selatan kota Ponorogo).
Pondok Tegalsari sangat termasyhur pada masanya, sehingga didatangi ribuan santri dari berbagai daerah di pelosok nusantara. Kepemimpinan Pondok Tegalsari berlangsung selama enam generasi.
Baca Juga: Ini Lho Darussalam Gontor, Pesantren Modern Paling Populer di Indonesia: Punya Stadion Untuk Santrinya!
Pada pertengahan abad ke-19 yaitu pada masa Kyai Hasan Khalifah, Pondok Tegalsari mulai mengalami kemunduran. Pada saat itu, dia mempunyai seorang santri kesayangan bernama R.M. Sulaiman Djamaluddin, seorang keturunan Keraton Kasepuhan Cirebon.
Kyai Hasan Khalifah kemudian menikahkan putri bungsunya Oemijatin (dikenal dengan Nyai Sulaiman), dengan R.M. Sulaiman Djamaluddin, dan mereka diberi tugas mendirikan pesantren baru untuk meneruskan Pondok Tegalsari, yang di kemudian hari pesantren baru ini dikenal dengan Pondok Gontor Lama.

Berbekal 40 santri yang dibawa dari Pondok Tegalsari, Kyai R.M. Sulaiman Djamaluddin bersama istrinya mendirikan Pondok Gontor Lama, di sebuah tempat yang terletak kurang lebih 3 kilometer sebelah timur Tegalsari, dan 11 kilometer ke arah tenggara dari kota Ponorogo.
Pada saat itu, Gontor masih merupakan hutan dan kerap kali dijadikan persembunyian perampok, dan penjahat.
Kepemimpinan Pondok Gontor Lama berlangsung selama tiga generasi, Kyai R.M. Sulaiman Djamaluddin (pendiri Pondok Gontor Lama), Kyai Archam Anom Besari (putra Kyai R.M. Sulaiman) generasi kedua, dan Kyai Santoso Anom Besari (putra Kyai Archam Anom Besari) generasi ketiga.
Baca Juga: Ini Lho Daar El-Qolam, Pesantren Terbesar di Banten Yang Punya JPO Khusus Santriwati!
Kyai Santoso Anom Besari menikah dengan Rr. Sudarmi, keturunan R.M. Sosrodiningrat (Bupati Madiun). Kyai Santoso Anom wafat pada tahun 1918 di usia muda dan meninggalkan 7 anak yang masih kecil.
Kepemimpinan Pondok Gontor Lama pun akhirnya berakhir. Tetapi kemudian hari, tiga dari tujuh putra-putri Kyai Santoso Anom Besari menghidupkan kembali Pondok Gontor Lama, dengan memperbarui dan meningkatkan sistem serta kurikulumnya.
Setelah menuntut ilmu di berbagai pesantren tradisional dan lembaga modern, tiga orang putra Kyai Santoso Anom akhirnya kembali ke Gontor.

Dan pada tanggal 20 September 1926, bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345, dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad Sholallahu 'alaihi wa salam. Mereka bertiga mengikrarkan berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG).
Ketiganya dikenal dengan sebutan Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu K.H. Ahmad Sahal (1901-1977), K.H. Zainudin Fananie (1908-1967), dan K.H. Imam Zarkasyi (1910-1985).
Pada tanggal 12 Oktober 1958 bertepatan dengan 28 Rabi'ul Awwal 1378, Trimurti mewakafkan PMDG kepada Umat Islam. Sebuah pengorbanan kepemilikan pribadi demi kemaslahatan umat.
Baca Juga: 3 Pondok Pesantren Modern Terbesar di Banten: Nomor 1 Dijuluki Kota di Tengah Desa!
Pihak penerima amanat diwakili oleh 15 anggota alumni Gontor (IKPM) yang kemudian menjadi Badan Wakaf PMDG. Badan Wakaf ialah lembaga tertinggi dalam organisasi Balai Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor.
Badan Wakaf adalah badan legislatif beranggotakan 15 orang, bertanggung jawab atas segala pelaksanaan dan perkembangan pendidikan dan pengajaran di PMDG.
Anggota Badan Wakaf terdiri dari alumni KMI PMDG yang dipilih setiap 5 tahun sekali. Berikut adalah susunan anggota Badan Wakaf PMDG Tahun 2020.

Ketua: Dr. K.H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A. Wakil ketua: Prof. Dr. K.H. Aflatun Muchtar, M.A., Sekretaris: K.H. Abdullah Said Baharmus, Lc.
Adapun anggota Badan Wakaf PMDG di antaranya adalah K.H. Rusydi Bey Fannani, K.H. Hasan Abdullah Sahal, Drs. K.H. Akrim Mariyat, Prof. Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A, Prof. Dr. Din Syamsuddin, dan masih banyak lagi.
Gontor menerapkan konsep pendidikan asrama (boarding school) yang memadukan model pesantren klasik/salaf dengan kurikulum modern.